Fungsi CDI dan Cara Kerja CDI AC/DC pada Sepeda Motor
Thursday, February 3, 2022
Apa itu CDI?
CDI atau Capacitor Discharge Ignition merupakan sebuah komponen yang berperan sangat penting baik itu pada mobil ataupun motor. Yang mana CDI ini memanfaatkan penyimpanan arus bertegangan tinggi untuk melakukan induksi pada ignition coil.Sistem CDI ini memanfaatkan kapasitor sebagai komponen utama, Di mana kapasitor ini berfungsi menyimpan arus yang kemudian dilepaskan ke ignition coil.
Lalu tegangan yang dihasilkan koil ini dikirim lagi ke Busi, setelah itu baru dipercikan di ruang bakar yang mana nantinya digunakan untuk membakar bahan bakar + udara yang sudah dipadatkan oleh piston.
CDI sangat berpengaruh pada performa mesin, pengapian yang baik itu ialah pengapian yang mampu membakar bahan bakar secara tuntas dan sempurna sehingga panas yang dihasilkan lebih optimal.
Intinya CDI itu berfunsi sebagai pengatur waktu percikan api pada busi.
Mengetahui Besarnya Energi CDI
Kita bisa menggunakan rumus dasar perhitungan energi kapasitor
W = 1/2 CV^2
C : Besaran Kapasitor (dalam satuan Farad)
V : Tegangan yang tersimpan dalam kapasitor
W : Energi
W : Energi
Kelebihan Pengapian Sistem CDI
- Tidak membutuhkan penyetalan proses pengapian karena sudah diatur secara otomatis saat proser pengapian terjadi
- Lebih stabil dari pada pengapian konvensional karena tidak ada loncatan bunga api pada CDI
- Mesin motor lebih mudah dihidupkan.
- Unit CDI aman dari goncangan dan air karena sudah dikemas rapat, dan
- Perawatan lebih mudah.
Kekurangan Pengapian Sistem CDI
- Kumparan pengapian haruslah memiliki nilai induktansi yang besar, jadi kalasazunya putaran atas mesin kurang memuaskan
- Bentuk fisik kumparan pengapian yang dipakai relatif besar
- Membutuhkan pencatu daya yang mempunyai keluran dengan beda potensial listrik yang relatif rendah dan kuat arus listrik yang relatif besar.
Jenis CDI
Rangkaian cdi ac dan dc |
Cara Kerja Pengapian CDI
Berdasarkan kontrolnya CDI memiliki dua jenis, pertama versi sederhana. Di mana keberadaan platina masih ditemukan, yang mana platina di sin i digunakan sebagai pengalih arus kapasitor bukan sebagai pemutus arus primer.Versi yang ke-2 ini keberadaan platina sudah digantikan oleh pulser yang akan mengirim sinyal PWM sesuai timing mesin. Pada Versi ke-2 ini juga masih terbagi lagi, yakni CDI AC dan DC, simaklah uraiannya di bawah.
1. CDI AC (Alternating Current)
Cara kerja CDI AC pada umumnya terdapat pada sistem pengapian yang suplai tegangannya berasal dari spul. Maka pada saat kunci kontak on tidak ada aliran listrik masuk ke CDI, dikarenakan spul tidak akan menghasilkan listrik jika magnet tidak berputar.
Pada saat mesin berputar maka akan dihasilkan arus listrik AC dalam bentuk induksi listrik dari spul . Arus ini akan diterima oleh CDI dengan tegangan sebesar 100-400 volt, dan selanjutnya diubah menjadi arus setengah gelombang (menjadi arus searah) oleh diode, kemudian disimpan dalam kondensor (kapasitor) dalam CDI.
Pada saat mesin berputar ini juga pick up coil (tonjolan besi pada sisi luar magnet) akan mengirim sinyal PWM dengan frekuensi sesuai RPM mesin. Sehingga terdapat pulse dengan frekuensi tertentu yang dikirim ke SCR.
Saat SCR mendapatkan triger dari pulse igniter (pulser), SCR akan mengalihkan arus kapasitor. Rangkaian arus dari baterai atau spull akan terputus dan rangkaian dari kapasitor akan terhubung dengan ignition koil.
Saat kapasitor terhubung dengan ignition coil inilah tegangan didalam kapasitor langsung mengalir dengan cepat menuju kumparan primer pada ignition coil.
Sehingga akan timbul akan timbul kemagnetan pada kumparan primer secara tiba-tiba. Karena tegangan dari kapasitor lebih dari 300 volt, maka kemagnetan yang dihasilkan jauh lebih besar.
Pada saat mesin berputar ini juga pick up coil (tonjolan besi pada sisi luar magnet) akan mengirim sinyal PWM dengan frekuensi sesuai RPM mesin. Sehingga terdapat pulse dengan frekuensi tertentu yang dikirim ke SCR.
Saat SCR mendapatkan triger dari pulse igniter (pulser), SCR akan mengalihkan arus kapasitor. Rangkaian arus dari baterai atau spull akan terputus dan rangkaian dari kapasitor akan terhubung dengan ignition koil.
Saat kapasitor terhubung dengan ignition coil inilah tegangan didalam kapasitor langsung mengalir dengan cepat menuju kumparan primer pada ignition coil.
Sehingga akan timbul akan timbul kemagnetan pada kumparan primer secara tiba-tiba. Karena tegangan dari kapasitor lebih dari 300 volt, maka kemagnetan yang dihasilkan jauh lebih besar.
Kemagnetan itu akan menginduksi kumparan sekunder sehingga akan menghasilkan output tegangan hingga 7 kali lebih besar. Output dari kumparan sekunder ini akan dikirim ke busi untuk dipercikan ke ruang bakar.
Saat SCR tidak mendapatkan triget, maka arus dari baterai atau spul akan terhubung kembali untuk mengisi kapasitor. Proses ini akan berlangsung sangat cepat, karena triget yang dikirim pulse igniter (pulser) hanya berlangsung dalam satuan mili detik.
Kelebihan CDI AC
- Menggunakan arus langsung yang bearasal dari spull CDI
- Terdapat Spull CDI sendiri untuk mengalirkannya ke CDI
- Komponen tidak berhubungan dengan sistem pengisian
- Kemungkinan rusak dalam jangka lama
- Harga lebih murah
Kekurangn CDI AC
- Arus tidak tetap membuat mesin bekerja lebih keras
- Arus yang keluar tergantung putaran mesin, jika putaran rendah maka pengapian pun kecil
- Kawat email di spill sering terbakar karena panas yang berlebihan
Daftar motor yang menggunakan Pengapian Sistem CDI AC
- Honda Grand
- Honda Supra
- Astrea 800
- Honda Legenda
- Honda Supra Fit
- Honda NSR-SP
- Yamaha Alfa
- Yamaha F1ZR
- Yamaha RX-S
- RX-k
- RX-Z
- Crypton
- Suzuki Tornado GS
- Tornado GX
- RC Bravo
- Crystal
- RG-R
- Kawasaki Kaze
Cara kerja CDI DC ini pada sepeda motor yaitu pada saat kunci kontak ON, maka arus akan mengalir dari baterai menuju sakelar,.
Jika sakelar ON maka arus akan mengalir ke kumparan penguat arus dalam CDI yang meningkatkan tegangan dari baterai (12 Volt DC menjadi 220 Volt AC) kemudian arus diserahkan melalui dioda dan kemudian dialirkan ke kondensor (kapasitor) untuk disimpan sementara.
Saat mesin sudah berputar, maka pick up koil (tonjolan besi pada sisi luar magnet) akan mengirim sinyal PWM dengan frekuensi sesuai RPM mesin.
Sinyal tersebut digunakan untuk mengaktifkan SCR sehingga memicu kondensor/kapasitor untuk mengalirkan asrus ke kumparan primer koil pengapian,.
Sinyal tersebut digunakan untuk mengaktifkan SCR sehingga memicu kondensor/kapasitor untuk mengalirkan asrus ke kumparan primer koil pengapian,.
Pada saat terjadinya pemutusan arus yang mengalir pada kumparan primer koil pengapian, maka timbul tegangan pada kedua kumparan yaitu kumparan primer dan sekunder dan menghasilkan percikan api pada busi.
Kelebihan CDI DC
- Menggunakan arus searah yang berasal dari aki
- Arus tetap stabil meski diputaran rendah
- Spul jarang mati
Kekurangan CDI DC
- Sangat sensitif terhadap konsleting
- Jika aki tak mampu mengalirkan arus 11-12 volt maka berpengaruh terhadap kinerja CDI. Tapi, kalaunya kiprok sehat maka masih bisa digunakan walau tanpa aki
- Rata-rata CDI DC harganya mahal
Daftar jenis motor yang menggunakan CDI DC
- Honda Kirana
- Sonic 125
- Karisma
- Supra 125
- Megapro
- GL-Pro Neo tech
- Beatc
- Spacy
- CBR
- Suzuki Shogun 110
- Shogun 125
- Smash
- Satria F
- Titan
- Skywave
- Skydrive
- Rider
- Yamaha Vega
- Jupiter Z
- Vega ZR
- New Jupiter Z
- Mio
- Mio Soul
- Kawasaki Blitz
- Edge
- Athlete
- Ninja
Komponen Pendukung Pada Pengapian CDI Beserta Fungsinya
#1. Baterai/Aki
Berfungsi sebagai penyedia awal arus listrik untuk mengisi kapasitor.#2. CDI
Di dalam sebuah CDI itu terdapat beberapa komponen pendukung. Diantaranya dioda, resistor, thrysistor dan kapasitor. Yang mana kapasitor sebagai komponen utama pada sistem CDI.Kapasitor adalah sebuah komponen elektronika yang mampu menyimpan arus dalam voltase yang lebih besar, yang bisa dibagikan. Seperti baterai namun bentuknya lebih kecil.
Dalam unit CDI juga terdapat komponen SCR yang berfungsi sebagai pengatur aliran arus kapasitor sesuai pulse yang dikirim pulse igniter atau pulser.
#3. Pulser
Merupakan sebuah komponen yang akan mengirim sinyal PWM yang mengindikasikan timing pengapian. Sinyal dari pulser ini akan menentukan kapan waktunya discharge dari kapasitor di dalam unit CDI.#4. Voltage Converter
Berfungsi untuk menaikan tegangan listrik dari baterai untuk pengisian kapasitor. Converter ini bekerja seperti trafo step up yang akan menaikan tegangan primer 12 Volt menjadi 100-400 volt. Yang mana tegangan ini akan digunakan untuk pengisian capasitor.#5. Koil
Berfungsi menggandakan arus output dari CDI menjadi 20KV bahkan lebih agar terjadi percikan api pada busi.Koil ini bekerja seperti busi trafo step-up yang menggunakan prinsip induksi elektromagnetik.
#6. Busi
Berfungsi untuk menghasilkan bunga api.Busi dapat memercikan bunga api karena ada celah antara elektroda dan masa. Saat elektroda dialiri listrik 20 KV lebih maka ia akan mengahsilkan percikan api di antara celah tersebut, karena arus pada elektroda akan selalu mendekati massa.
Itulah sedikit ulasan mengenai CDI motor, semoga artikel ini bermanfaat. Kalau ada salah kata mohon maaf.
Baca juga: